The Tearsmith (2024) : Cinta dan Obsesi Sedari Kecil

Ternyata aku udah sebulan tidak menulis di blog, dan ternyata bener aja dong rasanya hampa banget kayak gak punya teman buat curhat. Kebetulan hari ini udah kayak episode filler, jadi marilah menulis kembali di blog absurd ini.  Sebulan tak menulis, sebulan itu juga aku melewatkan berbagi cerita kepada kalian tentang beberapa film yang bulan lalu kutonton. Nah, untuk mengawali postingan di bulan ini, aku merekomendasikan kepada kalian film asal Italia yang diangkat dari novel karangan Erin Doom yaitu The Tearsmith. Sebenarnya ada sih judul dalam bahasa Italianya, tapi karena ribet banget nulisnya jadi lihat di posternya aja deh, wkwkwkw.....

source: Pinterest

Oiya, film The Tearsmith ini merupakan film bergenre drama romance yang bisa kalian tonton di Netflix. Tentunya film ini tidak disarankan untuk ditonton di TV keluarga karena adegan 18+ yang cukup intens. Kalau membahas film ini, buat para pecinta Wattpad pasti udah gak asing dengan alurnya. Di mana ada seorang gadis lugu yang bertemu dengan cowok kulkas dengan segudang aura misterinya. Pertemuan antara Nica (Caterina Ferioli) dan Rigel (Simone Baldasseroni) di sebuah panti asuhan saat mereka masih anak-anak bisa dikatakan sebagai cinta pada pandangan pertama buat si Rigel kepada Nica. Saat awalnya kukira kalung Nica yang diambil secara paksa itu beneran akan dibuang, ternyata selama ini disimpan dengan baik oleh si Rigel. Namun sayang, Rigel tak ingin Nica tahu bahwa ia sangat mencintainya dan selalu ingin membuat Nica membencinya (emang aneh dah, elu cinta tapi malah pengen dibenci). Sejak itulah, obsesi cinta Rigel  yang rela melakukan apapun kepada Nica berlanjut hingga remaja. Bahkan, saking ingin bersama dengan Nica walau tak ingin perasaannya diketahui, ia sampai membuat skenario agar bisa ikut diadopsi oleh keluarga yang mengadopsi Nica. Dan....Rigel pun berhasil.

Selama kalian nonton The Tearsmith, kalian akan melihat bahwa karakter Rigel Wilde yang diperankan oleh Simone Baldasseroni ini tidak pernah senyum dan diam-diam sangat posesif kepada Nica. Pemilihan Simone sebagai Rigel harus diacungi jempol, karena visualnya yang mampu menghipnotis para penonton kaum hawa sepertiku. Aku pun tak mau menspoiler ke kalian yang belum nonton lebih jauh lagi. Kalian harus menontonnya sendiri di Netflix, supaya bisa merasakan indahnya obsesi cinta dari orang yang benar-benar tulus mencintaimu dan selalu ingin pasang badan kalau kamu dijahati oleh orang lain. 

source: Pinterest

source: Pinterest

Kalau membahas dari segi kekurangan film ini, sudah pasti alurnya yang kurang jelas dan tiba-tiba berakhir dengan begitu cepat. Kalau dari penilaianku, scene yang agak mengganggu adalah bagian saat sidang yang berakhir dengan aku yang hah-heh-hoh gitu doang. Sebenarnya, kalau scene itu diberi kejelasan tentang apakah dengan perkataan Nica yang super duper puitisme di sidang  itu mampu mengungkap kejahatan dari ketua panti asuhan, pasti akan memperbaiki kekurangan dari segi yang lain dalam film ini, sehingga tak terkesan film ditutup dengan terpaksa.  

Overall, ada baiknya yang belum menonton The Tearsmith harus segera mencarinya di Netflix. Novelnya saja sudah menjadi novel terlaris, walaupun tak bisa dipungkiri adaptasinya yang kurang memuaskan. Banyak juga yang berharap ada sekuelnya, atau bahkan dibuat trilogi seperti Through The Window atau Culpa Mia. Sayang, sepertinya sudah tidak memungkinkan karena bisa kita ketahui bersama bagaimana endingnya. Tapi, kalian harus nonton The Tearsmith apalagi yang pecinta film romance ala-ala Wattpad. Beuhhhh....fiks harus dicoba sih....biar kalian menemukan bias baru.

Oke deh, segitu dulu rekomendasiku terkait film The Tearsmith. Balik lagi ke sini kalau kalian merasakan apa yang aku rasakan juga setelah menyimak kisah cinta dan obsesi seorang Rigel Wilde. Hehehe....

Terima kasih sudah mampir dan membaca.

Salam Dilemmaphobia :)

You Might Also Like

0 comments