Ala-Ala Menguak Tabir Film Keramat 1 dan 2
Halo guys...I'm back with horror movie. Huehehehe...
Oke, di postingan kali ini aku akan membahas film Keramat 2 yang akhirnya tayang di Netflix, setelah sebelumnya aku menonton film Keramat yang pertama. Mungkin dalam postingan ini aku akan sedikit membandingkan kedua film tersebut. Nah, karena review singkat ini murni dari sudut pandangku saja, jadi mohon maaf sebelumnya kalau kurang berkenan. Hehe...
Menurutku, baik film yang pertama ataupun yang kedua, bisa dikatakan film Indonesia pertama yang mengusung konsep found footage (jadi kayak video vlog gitulah filmnya, dan mungkin kameramen gak akan selamat, wkwkwkwk). Aku belum pernah menemukan ada film Indonesia lain yang mengusung konsep ini, kalau kalian ada yang tahu boleh lho berbagi di kolom komentar. Oleh karena itu, ketegangan yang disajikan dalam film Keramat ini seakan terasa nyata, walaupun mungkin sebagian orang akan dibuat pusing dengan arah kamera yang gak bisa fokus dan tenang. Hal itu bakalan kerasa banget waktu mereka lari ketakutan atau dikejar setannya. Selain itu, terkadang transisi scene 1 ke scene yang lain juga seperti on/off , terjeda beberapa detik untuk ganti scene. Nah, buat yang gak biasa nonton film kayak gini, udah pasti akan pusing seperti ibu saya. Wkwkwkwkw....
Sementara itu, dalam film Keramat 2, udah pasti kita semua tahu siapa itu Keanu? Wkwkwkw, kalau tanpa Keanu dalam film ini, aku rasa mungkin akan boring. Proficiat buat Kak Keanu yang ternyata aktingnya jago banget, apalagi kalau disuruh marah-marah. Huehehehe.... Keramat 2 didukung oleh aktor dan aktris muda yang kebanyakan kita tahulah, di antaranya ada Umay Shahab, Lutesha, Ajil Ditto, dan yang jelas Keanu AGL. Dengan memboyong aktor dan aktris muda, Keramat 2 menjadi lebih kekinian dibandingkan Keramat 1.
Dalam film Keramat 2, cerita berlatar di daerah kota Cirebon, Jawa Barat. Sangat berbeda dengan film pendahulunya yang berlatar di Daerah Istimewa Yogyakarta. Fokus ceritanya pun pada sekelompok conten creator dan mahasiswa yang ingin membuat konten dan film dokumenter tarian topeng yang melegenda (aku lupa namanya, heheh...). Nah, dari segi konflik, film yang pertama dan kedua sama-sama dilatarbelakangi oleh perkelahian (cekcok/adu bacot gitulah) antar tokohnya, hanya bedanya dalam film Keramat 2 lebih dipertegas lagi dengan dilanggarnya pantangan untuk tidak membuka sebuah kotak keramat, ditambah mereka habis nabrak kucing hitam dan gak dikubur lagi. Sementara di film Keramat 1, mungkin alasan mengapa mereka bisa gak selamat semua karena hati mereka yang gak bersih apa yaa, mana percekcokannya intens banget di tempat yang kelihatannya cukup sakral. Jadi sepertinya kru film yang digawangi Kak Poppy dkk itu mendapat karma karena sikap mereka yang arogan. Kalau menurutku begitu sih? Bagaimana menurut kalian?
Selain itu, meski sama-sama mengusung konsep film found footage, film Keramat 2 lebih smooth pergerakan kameranya, bahkan mungkin lebih banyak kamera yang ditaruh di sudut daripada yang dibawa kemana-mana. Aku sih mikirnya ya karena film ini ada di tahun 2022 yaa, udah pasti si kameramen punya gimbal/stabilizer logikanya, makanya gak shaking banget gambarnya kayak di film Keramat 1. Meskipun demikian, entah kenapa aku lebih suka film Keramat 1. Yess, seperti yang kujelaskan di atas, ketegangan yang diberikan itu lebih nyata ketimbang film Keramat 2.
Dari segi alur cerita, menurutku alur cerita film Keramat 2 agak dipaksakan, kurang greget gitulah, gak fokus pada satu konflik (konflik channel Terawang dan konflik tim tari). Coba kalau fokus pada 1 konflik, aku rasa akan lebih detail dan menegangkan. Selain itu, dengan hadirnya Uthe yang tiba-tiba di Cirebon hanya bermodalkan tahu dari mimpi dan tepat banget datang di bekas rumah sakit yang baru didatangi Keanu dkk, malah semakin menambah kesan yang agak dipaksakan tadi. Tapi, rasa penasaranku tentang nasib 3 orang yang masih hidup dari film Keramat 1 akhirnya terjawab lewat film keduanya ini. Terlepas dari itu semua, film Keramat 2 berhasil menyajikan horor konsep found footage yang bisa dinikmati oleh penonton yang mungkin gak biasa dengan konsep film tersebut.
Kedua film Keramat juga memberikan pesan moral bahwa di mana pun kita berada, harus menghargai dan menghormati lingkungan sekitarnya, baik adat istiadat, pantangan, kepercayaan, maupun alam yang harus selalu kita jaga. Jangan mengedepankan ego dan kepentingan pribadi, menjaga tutur kata dan pikiran bila kita bertandang ke tempat baru. Ingattt!!!! Dunia ini bukan hanya milik manusia, tapi juga makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Kalau tidak ingin bernasib sama dengan tokoh dalam film Keramat 1, janganlah berbuat demikian ya guys.....
Oke sekian saja review ala-ala dariku. Buat yang belum nonton, kedua film Keramat udah tayang di Netflix ya guys. Oke? Sekian dariku, jangan Dilemmaphobia lagi..... :)
0 comments